Wednesday, April 4, 2018

Petualangan itu Bernama Skripsi

 
Dalam sebuah seminar, bapak penelitian Indonesia sekaligus guru besar UGM, Prof Yattman Arianto bertanya pada ratusan mahasiswa tingkat akhir. Kebetulan aku mengangkat tangan pertama kali. Beliau bertanya “Mengapa menulis skripsi?” dan aku menjawab “karena diperlukan untuk lulus S1 dan agar hasil penelitiannya bermanfaat”.

Lalu aku sadar bahwa; jawaban itu kurang tepat dan kedua; ternyata pertanyaan tersebut jebakan. Seakan-akan yang terpenting dalam penulisan skripsi adalah hasil akhir: ratusan lembar kertas kuarto dijilid dan diserahkan pada pihak universitas. Lalu Prof Yattman menambahkan, “berat bicara manfaat pada orang lain, ketika penelitian Anda belum tentu benar!”.

Pertanyaan yang lebih tepat adalah: “Apa yang saya peroleh dari pengalaman ini?”. Menulis skripsi adalah sebuah proses. Hasil dari proses tersebut mengubah kita menjadi seorang penulis yang lebih baik, peneliti yang lebih baik, dan tentunya pemikir yang lebih baik. Proses pengembangan diri itu menciptakan kebahagiaan. “Jika skripsi tidak membuatmu bahagia, jangan menulis skripsi!” kata Prof. Yattman padaku.

Dalam proses penulisan skripsi, banyak hadiah bertubi-tubi yang kurasakan. Aku pun yakin mahasiswa lain merasakannya. Saat kita membayangkan, meneliti, menyusun, merevisi skripsi, kita akan menemukan berbagai pertanyaan kompleks dan penting, bergulat dengan data, menghadapi tantangan teka-teki intelektual dan berjuang mengartikulasikan pemikiran sendiri secara ilmiah.

Bagaimana bisa skripsi tidak dikatakan sebagai petualangan yang gemilang? Kita merasa gembira saat gagasan pribadi muncul dan terheran-heran dengan kemampuan baru yang kita kembangkan... pada akhirnya merasa puas mengarungi sebuah perjalanan sulit namun penting. Bukankah begitu?

Rasanya seperti berenang mengarungi sebuah danau yang indah. Awalnya sih kelihatan dalam dan kita takut untuk tenggelam, tapi ternyata setelah menenggelamkan diri,  kita akan berusaha naik ke permukaan dan berenang ke tepian. Lalu tertantang mengarungi danau lain yang jauh lebih dalam nan indah.
 
 

Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

Jangan jadi silent reader, giliranmu bercuap-cuap ria.

Related Posts Plugin by ScratchTheWeb